JODOH DALAM PANDANGAN ISLAM

Allah SWT berfirman dalam QS : Ar Ruum : 21   



"Dan  di  antara  tanda-tanda  kekuasaan-Nya  ialah  Dia menciptakan  untukmu  istri-istri dari jenismu sendiri, supaya  kamu  cenderung  dan merasa tenteram kepadanya, dan  dijadikan-Nya  di  antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya   pada   yang   demikian  itu  benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."

Itulah sebuah ayat dalam Al Quran yang seringkali ditulis dengan tinta emas di atas undangan sebuah pernikahan. Namun sedihnya, banyak diantara mereka yang tidak mengetahui makna dari ayat suci ini.

Untuk mengetahui makna ayat tsb, beberapa waktu lalu di pengajian ba’da Zhuhur, pemberi materi yang juga merupakan Kepala Kantor Cabang Jember membahas tentang ayat ini. Ternyata ayat ini menerangkan metode yang seharusnya kita jadikan plot (alur) dalam merayakan cinta. Ringkasnya, ada beberapa kata kunci yang ada pada ayat ini :

   1. Min Anfusikum
Dari jiwa-jiwa kalian. Artinya, hal pertama yang dibicarakan Al-Quran tentang pernikahan dua manusia adalah kesejiwaan. Ruh itu, kata Nabi, seperti tentara. Jika kode sama, sandinya nyambung, meskipun belum saling melihat mereka pasti sepakat. Jika tidak, ya tembak dulu, urusan belakang. Sandinya saja sudah nggak nyambung. Nah, apa sih kode dan sandi untuk ruh? Komitmen kepada Allah dan agamanya. Itu saja. Itulah kesejiwaan
      
   2. Azwaajan
Pasangan hidup. Tak berlama-lama sesudah kesesuaian jiwa, Al Quran segera mengatakan bahwa mereka harus menjadi suami istri. Banyak orang yang berpikir mereka harus mencari pasangan yang tepat agar hubungannya berhasil. Namun berpikirlah sebaliknya, berhentilah mencari orang yang tepat, dan jadikan orang yang disamping kita yang memang hebat itu menjadi orang yang tepat! Jadilah manusia yang lebih tinggi, yaitu manusia yang ”menjadikan”, bukan sekedar ”mencari”.
      
   3. Litaskunuu ilaihaa
Supaya kalian tenteram, tenang padanya. Unik sekali. Kata hubung yang dipakai adalah huruf lam (”li”) yang menunjukkan otomatis. Kata Allah, kalau pernikahan dimulai dari kesejiwaan, maka otomatis seorang suami akan merasakan ketentraman pada istrinya, dan seorang istri akan merasakan ketenangan pada suaminya. Lalu, kenapa banyak rumah tangga yang tidak sakinah? Mungkin karena tidak dimulai dari kesejiwaan sehingga untuk sekedar tentram saja ikhtiarnya harus luar biasa keras. Apa sih sakinah itu? Sederhananya, sakinah inilah yang menyebabkan pernikahan disebut separo agama seseorang. Dengannya seorang insan bisa mengoptimalkan potensinya untuk menjadi ’Abdullah (hamba Allah), dan khalifah (pengelola nikmat-nikmatNya untuk kemaslahatan alam semesta). Tenteram karena gejolak syahwat telah menemukan saluran yang halal dan thayyib, tenang karena ada sahabat sejati yang siap mendukung perjuangan.
      
   4. Waja’ala bainakum mawaddatan
Kemudian ada yang harus diproses, diupayakan, yakni mawaddah. Apa itu mawaddah? Hmmm....bahasa Indonesia dan bahasa Inggris memang kekurangan kosa kata untuk cinta. Hanya cinta dan love. Padahal bahasa Arab memiliki 14 istilah untuk cinta. Jika kita membandingkan pemaknaan Ibnul Qayyim Al Jauziyah terhadap mawaddah dalam buku Raudhotul Muhibbiin (Taman Orang-orang Yang Jatuh Cinta) dengan salah satu jenis cinta yang disebut Erich Fromm dalam The Art Of Loving sebagai cinta yang erotis-romantis. Nah, ternyata bisa disejajarkan. Jadi mawaddah adalah cinta yang erotis-romantis. Bentuknya bisa ekspresi yang paling batin sampai paling zahir, dari yang sifatnya emosional hingga seksual. Inilah mawaddah.
      
   5. Wa (ja’ala bainakum) rahmatan
Yang harus diusahakan bukan cuma mawaddah tapi juga rahmah. Ini juga termasuk cinta, bukan sekedar kasih sayang. Cinta yang bagaimana? Inilah cinta yang memberi (bukan meminta), berkorban (bukan menuntut), berinisiatif (bukan menunggu), dan bersedia (bukan berharap-harap).

Lalu kenapa banyak pernikahan yang error? Biasanya karena plotnya kacau. Pernikahan tidak dimulai dengan kesejiwaan, tapi justru dengan mawaddah. Sebelum menikah mereka sudah menikmati cinta yang erotis-romantis. Nah, hati-hatilah dengan mawaddah (sambil melirik seorang teman ^_^). Biasanya, meski kita memulai cinta kita dengan kesejiwaan, jangan pernah coba-coba mencicipi mawaddah sebelum dihalalkan. Sebab, ia akan mengaburkan kesejiwaan itu dan membuat segalanya berantakan.

Sudah  menjadi sunatullah bahwa Allah menciptakan semua makhluknya  berpasang-pasangan  dan semua manusia pasti ada   jodohnya  tergantung  ikhtiar  dari  manusia itu sendiri ataupun takdir Allah. Karena setiap takdir itu ada  yang  mutlak (sudah menjadi ketentuan Allah), kita sebagai  manusia  hanya  bisa menerimanya dan satu lagi adalah  takdir  ikhtiari  yaitu takdir yang memang bisa diperoleh   dengan   jalan   ikhtiar  atau  usaha yang sungguh-sungguh

Ikhtiar yang bisa dilakukan oleh seorang Muslimah dalam mencari jodoh :

1.     
Berdoa kepada Allah agar diberikan jodoh yang baik, misalnya dengan shalat hajat. Allah  telah berjanji dalam firmannya bahwa Muslim yang baik  akan mendapatkan Muslimah yang baik dan laki-laki yang  buruk  akan  mendapatkan  wanita yang buruk pula, maka tugas seorang muslimah adalah berusaha  untuk menjadi   Muslimah yang baik,   berikhtiar  dengan sungguh-sungguh dan berdoa kepada  Allah agar mendapatkan  jodoh  yang  baik  dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
 
Dalam QS : An Nuur : 26
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)."


2.     
Meminta  kepada orang tua/wali untuk dicarikan jodoh yang baik. Dalam  Islam  sebenarnya  masalah  jodoh  bagi muslimah bukanlah  menjadi  tanggung  jawab  diri sendiri tetapi menjadi  tanggung jawab orang tua ataupun wali.

Bahkan pada  masa  Rasulullah saw, pemerintah bertanggungjawab untuk  mencarikan  jodoh bagi muslim dan muslimah pada masanya.  Sehingga seorang muslimah tidak perlu mencari sendiri  jodoh  untuk dirinya. Pendekatan/khalwat yang dilakukan sebelum ikatan pernikahan dengan alasan untuk saling  mengenal antara keduanya tidaklah sesuai dengan nilai-nilai  Islam. Bahkan pendekatan ini tidak selalu menjamin  menjadi  rumah  tangga  yang  langgeng karena biasanya  pendekatan  yang dilakukan sebelum pernikahan lebih mengedepankan sisi subjektivitas antara keduanya.

3.     
Melalui  mediator misalnya teman, saudara atau orang lain yang dapat dipercaya. 

ALLAH SWT Berfirman  dalam Surat An Nuur : 32-33:

"Dan  kawinkanlah  orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang  yang  layak  (berkawin)  dari hamba-hamba   sahayamu   yang  lelaki  dan  hamba-hamba sahayamu  yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan  mereka  dengan  kurnia-Nya.  Dan Allah Maha luas   (pemberian-Nya)   lagi   Maha  Mengetahui. Dan orang-orang  yang  tidak  mampu kawin hendaklah menjaga kesucian  (diri)  nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya..

4.     
Mencari  sendiri  dengan  syarat  tidak  boleh langsung tetapi bersama pihak ketiga Rasulullah saw   permah   memberikan  kriteria  untuk menentukan   pilihan   pasangan   hidup   bagi  seorang muslim/ah  yang  apabila dilaksanakan insya Allah rumah tangga   Sakinah   mawaadah  warahmah  akan  dirasakan, Amin…                                               



Apabila  datang  laki-laki  (untuk meminang) yang kamu ridhoi agamanya dan akhlaknya maka kawinkanlah dia, dan bila  tidak  kamu  lakukan  akan terjadi fitnah di muka bumi  dan  kerusakan  yang  meluas.
(HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Wanita  dinikahi  karena  empat  faktor,  yakni karena harta    kekayaannya,   karena   kedudukannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya pilihlah yang beragama agar berkah kedua tanganmu.
(HR. Muslim)


5.     
Jangan putus asa…. Jodoh  adalah masalah ghoib yang menjadi rahasia Allah, sebagai  manusia  hanya  bisa  berikhtiar  dan berdoa. Bagi  muslimah  yang  belum  mendapatkan  jodoh jangan berputus  asa,  tetaplah berikhtiar dan berdoa. Sudah menjadi janji Allah bahwa semua  makhluknya  akan berpasang-pasangan. Hanya  Allah yang maha tahu kapan waktu   yang  tepat  untuk  jodoh  kita masing-masing. Wallahualam bishowwab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar